Sogok Dengan 75 Juta Tuhan Yesus Pasti Senang
Oleh Pilemon Nataniel
Ini kisah nyata dan bukan rahasia umum. Terjadi di Papua dan dikumpulkan dari berbagai sumber. Bahwa, dibalik penerimaan-penerimaan Calon Pegawai Negeri Sipil, ternyata menyimpan segudang cerita yang menarik diikuti. Terutama kasus sogok menyogok antara peserta testing dengan pejabat daerah. Dan bila dihitung-hitung, ada pejabat yang sudah menimbung miliaran rupiah hasil sogokkan.
Di Jayapura seorang teman bercerita. Dia sudah mengikuti testing 7 kali tapi tidak pernah lolos-lolos. Tetangganya yang baru datang dari Nabire, sekali testing langsung lolos.
Suatu saat, pace satu yang bernama Yonas ini bertemu tetangganya itu di tempat jual pinang, dekat perempatan.
βSobat, ko pu nasib bagus. Saya ini dari dulu ikut testing tapi tara pernah lolosβ, ujar Yonas.
Temannya yang baru lulus itu menjawab: βAh ko bodoh. Sekarang itu tidak ada yang gratis. Sa juga ikut testing tiga kali tapi tara pernah lolos-lolos. Makanya waktu sa ke Nabire, teman saya disana bilang, kamu harus bayar paling kurang Rp. 50.000.000 kepada panitia penerimaan. Tetap lolosβ, ujar Yorfem.
βO begitu eh?β, sahut Yonas sambil garuk-garuk testa.
Suatu hari Yonas dengar ada pemborongan di Perumnas IV Waena. Ia masuk disana dan hasil borongan dia dapat dua puluh juta. Dia pikir, βah sepuluh juta ini sa simpan supaya pada saat penerimaan pegawai sa ketemu kepala dinas supaya sa bayar dan sa diterima menjadi PNSβ.
Boooβ¦. Pace ko tinggal santΓ© saja. Satu kali begini ada pengumuman penerimaan CPNS diseluruh tanah Papua. Pace Yonas langsung siapkan barang-barang menuju Nabire. Dia pikir, lebih baik saya ikut testing di Nabire, alasannya disana tidak seketat di Jayapura.
Sesampai di Nabire, dia tanya-tanya dia pu family, kira-kira ada yang kenal pejabat yang biasa terima sogokan. Kebetulan orang yang dia tanya ini waktu testing pernah sogok seorang pejabat Rp 65 juta jadi dia suruh Yonas ketemu orang itu saja. Yonas pun make up dan berangkat menemui pejabat dimaksud. Sesampai di kantor Yonas pun cerita kedatangannya dari Jayapura untuk ikut testing. Tapi sambil cerita-cerita Yonas pun serahkan sebuah amblop yang tertulis, βRp. 10 juta, mohon bapak terima saya menjadi pegawaiβ.
βAdo anakβ, begitu jawab pejabat tadi. βNanti Tuhan Yesus marah. Kita sekarang ini tidak bisa terima-terima amplop seperti begitu. Ade ikut testing saja, siapa tau Tuhan Yesus kasih berkat sama koβ, Yonas pun kecewa dan pulang.
Sampe di rumah, Yonas pikir-pikir. Ah ini mungkin karena saya tulis Rp 10 juta jadi paitua tara terima. Besoknya Yonas ganti amplop – tapi dikulit dia tulis Rp 75 juta, mohon Bapak terima saya menjadi pegawai negeri sipil. Trus dalam amplop itu dia kasih masuk potongan-potongan kertas ditambah sepucuk surat bertuliskan βBapak kalau pulang, sebelum tidur bapak baca injil Lukas 3:13-15β.
Besok pagi Yonas ko brangkat ke Kantornya pejabat BKD. Dia pun mulai bercerita berupaya menarik perhatian. Tidak lama kemudian Yonas pun serahkan Amplop yang ukurannya agak besar dari yang kemarin. Pace pejabat pun matanya melotot ke arah tulisan Rp 75 juta rupiah. Boo pace yang tadinya agak suram, mukanya langsung cerah ceriah. βAdo anak, amplop ini sa trima tapi kami panitia banyak orang jadi tara tau ee?
Apalagi Bapak Bupati juga punya daftar sendiri yang kami tidak bisa lawan. Jadi ade, sekarang ko pulang nanti besok pagi bawa datang foto copy kartu testing. Nanti tetap Bapak upayakan supaya ade lolos jadi pegawai. Tetap Tuhan Yesus berkati ade yaβ, ujar pejabat tadi sambil cepat-cepat kasih masuk amplop tadi di lacinya. Yonas pun pulang.
Besok pagi, sesuai janji paitua kemarin, Yonas pun berangkat ke kantor ketemu pejabat kemarin sambil membawa foto copian nomor testing. Eh, tunggu punya tunggu pejabat kemarin tidak masuk-masuk. Yonas dia tanya-tanya ke staf disitu. Ada seorang staf yang bilang, tadi mobilnya parker didepan tapi kembali lagi, mungkin ke kantor Bupati. Yonas tetap tunggu. Tetapi waktu dia duduk di samping meja. Ada mba satu yang beberapa kali terima telepon. Mba itu dalam dialognya berkata: βIa bapak, ia bapak, orangnya pendek-pendek itu k? ah dia masih ada disini. Oh ia bapak nanti saya laporkan terusβ. Rupanya pejabat itu cek-cek Yonas lewat stafnya itu. Yonas tetap saja di kantor sampeeee pulang.
Besok pagi Yonas tetap kembali ke kantor. Telepon, sms lancer terus dengan mba kemaren. Yonas sudah tau tapi santΓ©-sante saja. Dalam hati Yonas piker, βko tobat sudahβ. Waktu dia duduk-duduk disitu, tidak sedikit orang yang datang mau ketemu pejabat tersebut, tapi karena tidak ditempat, ada yang pulang dan ada yang tunggu-tunggu. Ada seorang tamu disitu rupanya asal Mexiko, Yonas coba dekati. Kebetulan Mexiko satu ini bawa tas besar. Setelah baku tanya, kenalan dan lain-lain Yonas pun bercerita tentang kedatangannya dari Jayapura sampai di terakhir serahkan amplop kosong berisi ayat suci.
βOkey kalau begitu, sebentar kita dua ketemu sama-sama. Supaya kita lihat paitua dia punya reaksiβ, ajak om Mexiko tadi.
βAh jangan begitu. Lebih baik nanti kamu ketemu sendiri, nanti kamu cerita apa yang terjadiβ, ujar Yonas sambil menyampaikan lebih baik dirinya keluar tunggu dari jarak jauh.
Kebetulan Mexiko satu ini bawah Rp. 120.000.000. Tidak lama setelah Yonas keluar, mobil pun parker dan paitua ko keluar. Mexiko pun menyusul masuk ruangan.
βSobat kamu bawa apa tuβ, tanya pejabat kepada om Mexiko.
Tanpa pikir panjang, Mexiko pun keluarkan dana dua bendel diatasnya Rp 20 juta. βIni dana apa iniβ, tanya pejabat agak kaget. βAh bapak saya mau ikut testing jadi mohon Bapak terima saya menjadi pegawai negeri sipilβ, ujarnya dengan nada pelan dan singkat.
Pejabat tadi segera perintahkan sekprinya untuk cepat pergi foto copy surat-surat, dengan maksud supaya sekprinya tidak lihat proses persogokkan. Pejabat tadipun tanpa piker panjang langsung amankan dana itu dan langsung minta nomor testing. Persis pada saat minta nomor testing, Yonas ko serobot masuk, serentak pula paitua menganga melihat Yonas kemarin yang kasih amplop kosong berisi ayat suci.
βIyo sudah. Mana Yonas ko punya nomor testingβ, tanya pejabat tadi kepada Yonas minta nomor testingnya. Yonas langsung bicara: βBapak kalau testing sekarang ini Bapak tidak terima, maka saya akan umumkan lewat media massa dan ajukan Bapak di meja pengadilan supaya Bapak dipenjarakan atas kasus suap penerimaan CPNSβ.
Paitua langsung keringat biji jagung. βYo yo sudah-sudah. Kamu dua tetap sa akan upayakan jadi, yang penting kamu dua rahasiakan. Oke?β, jawab pejabat sambil mengajak deal atas pernyataannya.
Alhasil, tunggu punya tunggu Yonas dan Mexiko diterima menjadi Pegawai Negeri Sipil. Yonas lolos dengan amplop kosong berisi ayat suci, sedangkan Meciko lolos dengan Rp 120.000.000.- Keduanya sekarang kerja di salah satu kantor di Nabire.
Leave a Response